Senin, 28 April 2014

FONDASI PERILAKU KELOMPOK




Definisi Kelompok
Kelompok adalah kumpulan dua atau lebih individu yang berinteraksi dan saling tergantung, yang berkumpul bersama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi, kelompok merupakan:
·         Kumpulan dua atau lebih individu
·         Berinteraksi
·         Saling tergantung
·         Mencapai tujuan tertentu

Klasifikasi Kelompok
1.      Kelompok formal
Merupakan kelompok kerja yang didesain oleh struktur organisasi. Jadi kelompok ini terbentuk karena adanya perintah atau campur tangan organisasi. Kelompok formal dibagi lagi menjadi dua macam:
a.      Kelompok komando
Kelompok individu yang melapor langsung kepada manajer. Jadi kelompok ini memiliki seorang manajer yang memberi tugas kepada mereka. Proses atau hasil pekerjaan kelompok harus dilaporkan kepada manajer tersebut.
Contoh: divisi marketing memiliki seorang marketing manager dan staff divisi marketing wajib melapor pada marketing manager tersebut.
b.      Kelompok tugas
Mereka yang bekerja sama untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan atau tugas sementara. Umumnya tugas-tugas yang diberikan bersifat proyek dan anggota kelompok tidak tetap dan diambil dari beberapa kelompok.
Contoh: penyelenggaraan acara bakti sosial di universitas tidak memiliki panitia tetap, jadi pengurus-pengurus panitia akan diambil dari beberapa dosen atau civitas akademika universitas untuk bekerja sama mengurus acara tersebut saja.
2.      Kelompok informal
Kelompok yang muncul atas respon terhadap kebutuhan akan kontak sosial. Jadi, kelompok ini muncul secara alamiah atau dalam arti tidak ada perintah atau campur tangan organisasi.
a.      Kelompok minat
Mereka yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan tertentu yang memiliki kesamaan minat. Jadi kelompok ini terbentuk karena adanya kesamaan minat di antara para anggotanya.
Contoh: komunitas bikers, perkumpulan businessmen muda, arisan, dsb.
b.      Kelompok pertemanan
Mereka yang berkumpul bersama karena berbagi satu atau lebih karakteristik yang sama. Jadi kelompok ini terbentuk karena adanya kesamaan karakteristik di antara para anggotanya.

Kenapa Orang Bergabung Dalam Kelompok?
Orang atau individu bergabung dalam kelompok karena beberapa alasan, antara lain:
1.      Kemanan
Beberapa orang akan merasa aman jika mereka berada dalam suatu kelompok.
Contoh: geng, kebanyakan anggota geng hanya bisa berbuat onar jika mereka sedang bersama, dan sebaliknya mereka cenderung tidak akan berani berbuat onar jika sedang terpisah dari gengnya.
2.      Status
Beberapa kelompok memberi suatu pemberian status bagi anggotanya.
Contoh: kelompok wanita sosialita biasanya akan dipandang sebagai wanita-wanita karir atau kaya yang setiap kali berkumpul akan menunjukkan kekayaan mereka dari barang-barang mewah yang mereka pakai.
3.      Self-esteem (penghargaan diri)
Beberapa orang bergabung dalam kelompok karena ingin mendapatkan penghargaan diri yang hanya bisa didapatkan dalam kelompok tersebut..
Contoh: komunitas penggemar lego, beberapa orang sangat menggemari lego dan bagi yang sudah dewasa mungkin agak malu untuk mengakui hal tersebut di depan publik. Namun, mereka dapat mengemukakan hobi mereka tersebut di komunitasnya dengan leluasa.
4.      Afiliasi/proximity (kesamaan)
Kesamaan antar individu juga bisa menyebabkan terbentuknya kelompok. Kelompok seperti ini sama dengan kelompok pertemanan.
Contoh: KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani), kelompok ini tebentuk karena anggotanya memiliki kesamaan iman dan kepercayaan.
5.      Kekuatan
Beberapa orang bergabung dalam kelompok agar dapat memiliki kekuatan lebih.
Contoh: artis-artis yang bergabung atau masuk ke dalam partai-partai politik. Tujuan para artis ini selain ingin mengemban visi mereka masing-masing, namun juga karena mereka ingin meningkatkan popularitas mereka. Popularitas merupakan senjata atau kekuatan utama bagi para artis untuk meningkatkan karir mereka.
6.      Pencapaian tujuan
Beberapa orang hanya dapat mencapai tujuan mereka jika bergabung dalam kelompok.
Contoh: serikat buruh, para anggotanya yang merupakan buruh-buruh kerja bergabung ke dalam serikat ini tentu karena mereka memiliki tujuan tertentu yang hanya bisa dicapai melalui serikat ini, seperti kenaikan gaji dan pemenuhan hak-hak buruh.
Tahapan Pengembangan Kelompok
1.      Forming
Dalam tahap ini mulai terbentuk komunitas atau dalam arti para individu mulai berkumpul bersama.
2.      Storming
Dalam tahap ini mulai terjadi pengelompokan dalam kelompok. Artinya mulai terbentuk kubu-kubu dalam kelompok yang saling bertentangan atau berbeda pendapat.
3.      Norming
Kubu-kubu yang lebih kuat atau lebih mendominasi akan menjadi panutan dan di sini juga mulai terjadi pembuatan standar-standar kelompok untuk diikuti seluruh anggota.
4.      Performing
Dalam tahap ini para anggota sudah memilki standar sehingga sudah mampu untuk berkinerja.
5.      Adjourning
Terjadi konflik atau pertentangan pendapat kembali dalam kelompok. Di sini muncul kubu baru yang berpotensi mengubah standar yang ada sekarang. Jika sudah pada tahap ini, biasanya akan kembali lagi ke tahap dua.

Enam Atribut Kelompok
1.      Peran
Atribut ini menjelaskan peran atau tugas masing-masing anggota.
2.      Norma
Atribut ini menjelaskan aturan-aturan dan standar-standar yang harus diikuti.
3.      Status
Atribut ini menjelaskan kedudukan status anggota dalam kelompok.
4.      Ukuran
Atribut ini menjelaskan banyaknya anggota kelompok dan ukuran-ukuran lainnya (jangkauan, kekuatan, dsb)
5.      Komposisi
Atribut ini menjelaskan susunan anggota dan struktur kelompok.
6.      Cohesiveness (unsur yang sama)
Atribut ini menjelaskan bahwa dalam kelompok harus memiliki kesamaan antar anggotanya.



Hubungan Antara Group Cohesiveness, Performance Norms, dan Productivity

Cohesiveness (Kesamaan)

High                             Low                 
Moderate
Productivity
 
High
Productivity
 
                                    High


Performance 
Moderate to
Low Productivity
 
Low
Productivity
 
       Norms                 

                                    Low

Penjelasan:
·         High productivity, kelompok yang memiliki kesamaan tinggi dan performa norma yang tinggi akan menghasilkan produktivitas tinggi. Jadi ada hubungan erat antar anggotanya dan norma berjalan dengan baik.
·         Moderate productivity, kelompok yang memiliki kesamaan rendah namun performa norma tinggi akan menghasilkan produktivitas moderat. Jadi walaupun hubungan antar anggota lemah, namun jika norma dapat berjalan dengan baik, biasanya hasil kerja akan cukup produktif.
·         Moderate to low productivity, kelompok yang memiliki kesamaan rendah dan performa norma yang rendah juga akan menghasilkan produktivitas moderat sampai rendah. Produktivitas yang kecil tentunya karena tidak adanya hubungan antar anggota yang baik dan norma yang tidak jelas sehingga anggota kelompok cenderung tidak produktif dalam berkinerja.
·         Low poductivity, kelompok yang memiliki kesamaan tinggi namun performa normanya rendah akan menghasilkan produktivitas rendah. Ternyata walaupun ada hubungan erat antar anggota, namun jika norma tidak jelas maka anggota cenderung akan bersenang-senang saja dalam kelompok sehingga produktivitas yang dihasilkan pun rendah.

Pembuatan Keputusan Dalam Kelompok
Ada beberapa ciri pembuatan keputusan dalam kelompok:
·         Kelompok besar memfasilitasi pengumpulan informasi tentang tugas yang rumit
·         Kelompok yang lebih kecil lebih cocok untuk mengkoordinasi dan memfasilitasi implementasi tugas yang lebih rumit
·         Tugas simpel dan rutin mengurangi kebutuhan bagi kelompok agaar efektif supaya dapat berkinerja dengan baik


Pembuatan keputusan dalam kelompok juga memiliki kekuatan dan kelemahan:
·         Kekuatan
o   Informasi yang didapatkan lebih lengkap
o   Memiliki keberagaman pandangan, jadi lebih banyak alternatif yang dapat dipilih
o   Kualitas keputusan lebih akurat karena telah melibatkan banyak orang dalam pengambilan keputusan
o   Meningkatnya penerimaan solusi, ini dikarenakan solusi yang dihasilkan telah didiskusikan bersama dan bukan keputusan satu pihak
·         Kelemahan
o   Memakan waktu lebih banyak untuk pengambilan keputusan karena memerlukan diskusi yang lama
o   Tekanan untuk bersatu lebih kuat
o   Adanya dominasi oleh satu atau lebih kelompok, jadi kelompok minoritas tidak dapat mengutarakan pendapatnya

Teknik Pembuatan Keputusan
Ada beberapa teknik dalam pembuatan keputusan:
·         Interaksi, membuat keputusan secara face-to-face
·         Nominal, menggunakan perwakilan kelompok dalam pembuatan keputusan
·         Brainstorming, membentuk forum dalam membuat alternatif/gagasan
·         E-meeting, menggunakan perangkat elektronik


Tidak ada komentar:

Posting Komentar